Tuesday, December 18, 2018

TEORI KEPERAWATAN MARTHA E. ROGERS (UNITARY HUMAN BEING)

MAKALAH

ILMU KEPERAWATAN DASAR I
TEORI KEPERAWATAN MARTHA E. ROGERS
(UNITARY HUMAN BEING)



Oleh : Kelompok 4
                       Valen Piter Kempa CI814201151
                       Rizha Septriwanti Kondo C1814201145
                       Sherin Amelyani C1B14201147
                       Agustina Elenda Sukacita C1814201106



PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STELLA MARIS MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak teriman kasihatas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 26 September
     2018

         
                                                                                            Penyusun















DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………………………i

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………..ii

Daftar Isi ……………………………………………………………………………………….iii

Bab I. Pendahuluan
Latar Belakang ……………………..………………………………….1
Rumusan Masalah ………………..………………………………….1
Tujuan Penulisan ………………………….………………………….1

Bab II Pembahasan
   2.1 Biografi Martha E. rogers …………………………………………….2
   2.2 Defenisi Teori Martha E. Rogers ………………….……………….3
   2.3 Konsep Utama Martha E. Rogers ………………………………….5
   2.4 Asumsi Dasar Martha E. Rogers …………………………………...6
   2.5 Aplikasi teori keperawatan Martha E. Rogers ……………….8

Bab III. Penutup
   3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….9
   3.2 Saran …………………………………………………………………………..9








BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
          Teori menghasilkan pengetahuan kperawatan yang dapat digunakan dalam praktik. Integrasi teori ke dalam praktik merupakan dasar profesi keperawatan (McEwen dan Wills, 2007). Selain itu, teori dapat menunjukan bagaimana perawat menggunakan proses keperawatan.
          Teori keperawatan  adalah konseptualitas dari beberapa aspek keperawatan untuk mencapai tujuan menggambarkan, menjelaskan,  memperkirakan, dan/atau pelaksanaan asuhan keperawatan (Meleis, 2006). Teori keperawatan membuat perawat-perawat melihat situasi klien secara perspektif, sebuah cara untuk mengolah data, dan sebuah metode untuk menganalisis dan menginterpretasi informasi.
           Misalnya, Teori Rogers yang memiliki tujuan keperawatan yaitumengelolah dan mempromosikan kesehatan, pencegahan penyakit, pelayanan, serta rehabilitasi penyakit dan klien yang cacat melalui “Ilmu Kemanusiaan Kepeawatan”(Rogers 1970 & 1990). Menurut Martha Rogers (1970) menganggap individu sebagai energi lingkungan yang berada dalam jagat raya. Individu secara keseluruhan berinteraksi  terus-menerus dengan lingkungan, mempunyai integritas pribadi dan karakter (Rogers, 1970 & 1990).
            Manusia tunggal adalah suatu “energy lingkungan empat dimensi yang dikenali dari bentuk dan karakteristik tertentu dan tidak dapat diperkirakan dari bagian pengetahuan” (Tomey dan Alligood, 2006). Empat dimensi dari teori Rogers-energi: lingkungan keterbukaan, bentuk dan organisasi, serta dimensionalitas-membantu dalam perkembangan prinsip yang berhubungan dengan perkembangan manusia.







1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah biografi Martha Elizabeth Rogers ?
2. Bagaimanakah definisi dan konsep utama teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers?
3. Bagaimanakah gambar dari teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers ?
4. Bagaimanakah aplikasi dari teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui biografi Martha Elizabeth Rogers.
2. Menjelaskan definisi dan konsep teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers.
3. Mengetahui gambar dari teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers.
4. Menjelaskan aplikasi dari teori Martha Elizabeth Rogers.



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Biografi Martha Elizabeth Rogers
   Martha Elizabeth Rogers lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas. Beliau memulai karir sarjananya ketika beliau masuk di Universitas Tennessee di Knoxville pada tahun 1931. Beliau masuk sekolah keperawatan di RSU Knoxville pada September 1936. Beliau menerims gelar Diploma Keperawatan pada tahun 1936 dan menerima gelar B.S dari George Peabody Collage di Masville pada tahun 1937. Pada tahun 1945 beliau mendapat gelar MA dalam bidang pengawasan kesehatan masyarakat dari Fakiltas Keguruan Universitas Columbia, New York. Beliau menjadi Eksekutif Direktur dari pelayanan keperawatan di Phoenix, AZ. Beliau meninggalkan Arizona pada tahun 1951 dan kembali melanjutkan sekolah di Universitas Johns Hopkins, Baltimre MD dengan memperoleh gelar MPH tahun 1952 dan Sc.D tahun 1954.
Beliau di tetapkan menjadi Kepala Bagian Keperawatan di New York University pada tahun 1954. Secara resmi beliau  mengundurkan diri sebagai Profesor dan Kepala Bagian Keperawatan pada tahun 1975 setelah 21 tahun dalam pelayanan.
  Pada tahun 1979 beliau pensiun dengan hormat dengan memakai gelar Profesornya dan terus aktif mengembangkan dunia keperawatan sampai beliau meninggal pada 13 maret 1994.
  Dalam teorinya, Martha Rogers (1970), mempertimbangkan manusia (kesatuan manusia) sebagai sumber energy yang menyatu dengan alam semesta. Manusia berada dalam interaksi yang terus-menerus dengan lingkungan (Lutjens, 1995). Selain itu, manusia merupakan satu kesatuan utuh memiliki integritas diri dan menunjukan karakteristik yang lebih dari sekedar gabungan dari beberapa bagian (Roders 1970). Manusia yang utuh merupakan “Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi oleh pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukan kesatuan dan yang tidak dapat di tinjau berdasarkan bagian pembentuknya” (Maminer Toey, 1994). Keempat dimensi yang digunakan oleh Martha E. Rogers sumber energy, keterbukaan, keteraturan dan pengorganisasian, dan empat dimensionalitas manusia digunakan untuk menentukan prinsip mengenai  bagaimana berkembang.



2.2 Definisi Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers

Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip – prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia.
Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip – prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia / individu seutuhnya.

2.3 Konsep Utama Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers

Martha Elizabeth Roger mengemukakan empat konsep besar. Beliau menghadirkan lima asumsi tentang manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang individu utuh. Manusia dan lingkungan selalu saling bertukar energi. Proses yang terjadi dalam kehidupan seseorang tidak dapat diubah dan berhubungan satu sama lain pada dimensi ruang dan waktu. Hal tersebut merupakan pola kehidupan. Pada akhirnya seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan, emosi, membayangkan dan memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi, medan energi negentropik dapat diketahui dari kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku yang berbeda satu sama lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu lingkungan, keperawatan dan kesehatan.
Tujuan diagnosa keperawatan memberikan kerangka kerja dalam intervensi keperawatan direncanakan dan dilaksanakan. Intervensi keperawatan akan tergantung pada fokus diagnosa keperawatan. Fokus pada integralitas akan diimplementasikan dengan lingkungan sama dengan pada individu. Diharapkan perubahan pada suatu hal yang akan menyebabkan perubahan di sisi yang lain secara simultan terpisah dari dunia penyakit. Di sana masalah tidak dapat disetujui dengan efektif dalam arti umumnya perubahan diterima, ukuran penyakit. Kreativitas dan imaginasi menjadi sangat penting.
Resonansi menyatakan bahwa diagnosa keperawatan ditujukan untuk mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan sebagai manusia yang utuh. Karena proses kehidupan manusia merupakan suatu fenomense.
Rencana keperawatan pada bagian helicy membutuhkan penerimaan individu terhadap perubahan yang terjadi strategi untuk meningkatkan dan memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk itu dibutuhkan informasi dan partisipasi aktif klien pada proses keperawatan. konsep yang menyebutkan manusia adalah unik dan dapat dikenali karena kemampuannya dalam merasakan, memberi kesempatan perawat untuk membantu memecahkan masalah kesehatannya dan mengatur agar tujuannya dapat mencapai kesehatan.

1. Teori yang berkaitan dengan konsep menciptakan perbedaan cara pandang pada suatu fenomena. Kerangka kerja Martha E Roger akan memberikan alternatif dalam memandang manusia dan dunia. Teori yang menyatakan keperawatan menggunakan prinsip hemodinamika dalam memberikan pelayanan kebutuhan manusia atau cara memandang keperawatan dari satu sisi. Contoh adalah prinsip helicy yang menekankan pada pola kebiasaan dan ritual.
2. Teori harus masuk akal, Mengetahui perkembangan yang masuk akal merupakan hal penting perkembangan yang logis menyebabkan mengenai asumsi pada prinsip hemodinamika.
3. Teori harus sederhana dan dapat disosialisasikan. Teori dapat disosialisasikan sejak tidak tergantung pada beberapa keadaan. Itu dinyatakan oleh Martha E Roger konsepsi manusia sangatlah sederhana. Meskipun memberikan kaitan dalam pemahaman. Ditambahkan teori ini dilandaskan pada penggunaan sistem terbuka yang sangat kompleks.
4. Teori didasarkan pada hipotesa dan bisa diuji.
5. Teori memberi dan membantu peningkatan batang keilmuan dalam disiplin ilmu melalui penelitian sehingga teori tersebut sah.
6. Teori bisa digunakan sebagai pedoman dan peningkatan dalam praktek.
7. Teori harus konsisten dengan teori lain yang sah, hukum dan prinsip-prinsip tetapi harus menghindari pertanyaan terbuka yang perlu diperiksa.



2.4 Bagan Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers
Untuk menggambarkan dinamisme proses dalam keperawatan, Rogers membuat ilustrasi dalam bentuk bagan sebagai berikut :









1. Integritas (Integrality) merupakan proses hubungan yang menguntungkan antar manusia dan lingkungannya secara berkesinambungan.
2. Resonansi (Resonancy) merupakan prinsip yang membicarakan tentang alam dan perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan. Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu pola-pola gelombang yang ditunjukkan denagn perubahan-perubahan dari frekuensi terendah ke frekuensi yang lebih tinggi pada gelombang perubahan.
3. Helicy merupakan prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami, hubungan manusia, dan lingkungan adalah berkesinambungan, menguntungkan, merupakan interaksi yang simultan antara manusia dan lingkungan bukan menyatakan ritmitasi.







2.5 Aplikasi dari Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers

2.5.1 Praktik
Martha Elizabeth Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada konsep teori yang di kemukakan Martha E Rogers.
1. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien
2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
3. Penyesuaian terhadap pola
4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam proses penyembuhan.
5. Menunjukkan suatu perubahan yang positif
6. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan
7. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.

2.5.2 Pendidikan
Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program undergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di lakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan. Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki batang tubuh pengetahuan, maka ia sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh pendidikan dalam keperawatan.

2.5.3 Penelitian
Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung memiliki hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan. Model konseptualnya memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model keperawatan Rogers menunjukkan betapa uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti yang
memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep Martha E Rogers akan menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang seperti apakah sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E Roger menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah merupakan dasar pengetahuan dalam aktifitas penelitian keperawatan.

2.5.4 Perkembangan dimasa depan
Rogers (1986a) percaya bahwa pengetahuan pengembangan dalam model nya adalah "proses yang tiada akhir" menggunakan "banyaknya pengetahuan dari berbagai sumber ... kemungkinan untuk membuat kaleidoskop. Eksplorasi filsafat baru oleh para sarjana Rogerian ke budha, hindu, dan aborigin contoh kepercayaan ini dalam kesatuan esensial (madrid, 1997). Fawcett (2000) mengidentifikasi tiga theoris berikut dasar yang dikembangkan oleh rogers dari ilmu kesatuan manusia:
1. Teori percepatan evolusi
2. Teori kolerasi ritmis perubahan
3. Teori fenomena paranormal
penjelasan lebih lanjut dan pengujian teori-teori dan prinsip-prinsip homeodynamic akan memberikan kontribusi untuk ilmu pengetahuan keperawatan.

2.5.5 Agama
Fokus dari teori keperawatan Martah E. Rogers adalah memandang manusia secara utuh dan saling bertukar enegi dengan lingkungannya. Hal ini seperti halnya Prinsip dasar hubungan manusia dengan alam atau makhluk lain di sekitarnya pada dasarnya ada dua: pertama, kewajiban menggali dan mengelola alam dengan segala kekayaannya; dan kedua, manusia sebagai pengelola alam tidak diperkenankan merusak lingkungan, karena pada kahirnya hal itu akan merusak kehidupan manusia itu sendiri.









BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil penulisan makalah teori keperawatan Martha E. Rogers penulis dapat menarik kesimpulan bahwa model Rogerian muncul dari basis sejarah yang luas dan telah pindah ke garis terdepan sebagai pengetahuan ilmiah telah berkembang. memahami konsep dan prinsip-prinsip ilmu manusia kesatuan memerlukan pondasi dalam pendidikan umum, kesediaan untuk melepaskan tradisional, dan kemampuan untuk melihat dunia dalam cara baru dan kreatif. muncul dari dasar pendidikan yang kuat, model memberikan kerangka kerja yang menantang dari yang untuk memberikan asuhan keperawatan. ide-ide abstrak diuraikan dalam model Rogerian congruance mereka dengan knowlodge ilmiah modern memacu teori-teori baru dan menantang yang lebih pemahaman manusia kesatuan. keperawatan sarjana dan praktisi yang membawa ide-ide rogers ke abad berikutnya.

3.2 Saran
Dengan adanya teori keperawatan Martha E. Rogers yang memandang manusia secara keseluruahn dan terus-menerus terjadi pertukaran energi dengan lingkungannya. Keperawatan merupakan seni dan ilmu yang berhubungan lansung terhadap kebutuhan manusia dengan sifat dasar dan perkembangan manusia. Maka perawat memerlukan kreatifitas dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Untuk meningkatkan status kesehatan manusia.













DAFTAR PUSTAKA

Perry dan Potter. (2009). Fundamental keperawatan ed 7. Jakarta: Salemba
Medika

HOLISME DAN HUMANISME

HOLISME
Holisme menegaskan bahwa organisme selalu bertingkahlaku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian atau komponen berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur terpisah tetapi bagian dari satu kesatuan dan apa yang terjadi dibagian satu akan mempengaruhi bagian lain. Hukum inilah yang semestinya ditemukan agar dapat dipahami berfungsinya setiap komponen
Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah :
1.      Kepribadian normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi dan koherensi (unity,   integration, consistency, dan coherence). Organisasi adalah keadaan normal dan disorganisasi berarti patologik.
2.      Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi. Keseluruhan berfungsi menurut hukum-hukum yang tidak terdapat dalam bagian-bagian.
3.      Organisme memiliki satu dorongan yang berkuasa, yakni aktualisasi diri (self actualization). Orang berjuang tanpa henti (continuous) untuk merealisasikan potensi inheren yang dimilikinya pada ranah maupun terbuka baginya.
4.      Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal. Potensi organisme, jika terkuak di lingkungan yang tepat, akan menghasilkan kepribadian yang sehat dan integral.
5.      Penelitian komprehensif terhadap satu orang lebih berguna daripada penelitian ekstensif terhadap


C.     HUMANISME
Pengertian Humanisme
Dalam teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk melakukan hal - hal yang positif. Kemampuan positif ini disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik beraliran humanisme biasanya menfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan yang positif. Kemampuan positif tersebut erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi merupakan karateristik sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme.
Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses yang dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Dimana memanusiakan manusia di sini berarti mempunyai tujuan untuk mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal.
 
      Ciri - Ciri Teori Humanisme
 Pendekatan humanisme dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan masyarakat. Ketrampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.


Contoh teori humanistic :
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika siswa memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik - baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing - masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia unik dan membantu dalam mewujudkan potensi - potensi yang ada dalam diri mereka.
Dalam keperawatan, humanisme merupakan suatu sikap dan pendekatan yang memperlakukan pasien sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan lebih dari sekedar nomor tempat tidur atau sebagai seorang berpenyakit tertentu. perawat yang menggunakan pendekatan humanistik dalam prakteknya memperhitungkan semua yang diketahuinya tentang pasien yang meliputi pikiran, perasaan, nilai-nilai, pengalaman, kesukaan, dan bahasa tubuh.

MAKALAH “TEORI KEPERAWATAN MENURUT KATHARINE COLCABA”

MAKALAH
“TEORI KEPERAWATAN MENURUT
KATHARINE COLCABA”



DISUSUN OLEH

 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIK  STELLA MARIS
MAKASSAR
2018/2019




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas perkenaan-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah keperawatan dengan judul “Teori Keperawatan Menurut Katharine Kolcaba”.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing dan pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,   kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan dalam makalah kami.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan pengetahuan bagi pembaca khususnya program studi keperawatan serta dapat memberikan informasi mengenai “Teori Keperawatan Menurut Katharine Kolcaba” serta memberikan pengetahuan pula tentang pemberian asuhan keperawatan tentang Teori Keperawatan Menurut Katharine Kolcaba. Terima kasih.






Makassar, 20 September 2018


      Penulis
           





BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Profesionalisme seorang perawat tidak bisa dilepaskan dari pemahamannya tentang substansi dasar yang terkandung dalam profesi tersebut, antara lain falsafah keperawatan, paradigma keperawatan, model konseptual serta teori-teori keperawatan. Falasafah keperawatan memberikan keyakinan, pemikiran, atau landasan mendasar untuk mengkaji tentang penyebab yang mendasari suatu fenomena keperawatan yang terjadi dan paradigma  keperawatan menjadi dasar penyelesaian suatu  fenomena keperawatan yang ditinjau dari pendekatan konsep manusia, kesehatan, keperawatan, dan lingkungan. Dalam hal ini terdapat suatu hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara falsafah, paradigm dengan model konseptual atau teori keperawatan (Tomey & Alligood,2010).

Salah satu tokoh keperawatan yang mengembangkan konsep teori pada tingkat middle range teori adalah Katherine Kolcaba dengan teori kenyamanan.Kolcaba menganggap penerapan teori kenyamanan bersifat universal da bisa diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan klien secara holistik (biologis, psikologis, social, spiritual).Berdasarkan ini perawat perlu memahami hubungan antara falsafah, paradigma dengan theory keperawatan yang dikembangkan oleh Kolcaba dengan tujuan mampu menerapkan teori tersebut di lingkup praktik dan penelitian untuk meningkatkan kualitas hidup klien berdasarkan salah satu kebutuhan dasarnya, yaitu kenyamanan.



Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
Mengetahui biografi dari Katharine Kolcaba
Mengetahui bagaimana konsep utama Katharine Kolcaba
Mengetahui Paradigma Keperawatan Katharine Kolcaba
Mengetahui bagaimana asumsi teori comfort Katharine Kolcaba
Mengetahui bagaimana penerapan teori Katharine Kolcaba dalam proses keperawatan









BAB II
TINJAUAN TEORI

Biografi Katharine Kolcaba

Comfort theory merupakan teori yang pertama kali di kembangkan tahun 1990 oleh Katharine Kolcaba. Katharine Kolcaba lahir dan dididik di Cleveland, Ohio, pada tahun 1965, ia menerima diploma di bidang keperawatan dan  praktik paruh waktu selama bertahun-tahun dalam keperawatan medical bedah, perawatan jangka panjang, dan home care sebelum kembali  melanjutkan pendidikan. Pada tahun 1987, ia lulus RN pada kelas MSN di Case Western Reserve University (CWRU) Frances Payne Bolton Scholl of nursing, dengan spesialisasi di gerontology. Sementara sekolah Kolcaba bekerja juga sebagai kepala ruangan di unit Dimensia.dalam konteks praktik inilah dia mulai memikirkan teori tentang kenyamanan pasien.

Kolcaba bergabung dengan University of Akron College of Nursing setelah lulus dengan gelar master dalam keperawatan. Dia memperoleh dan mempertahankan gerontolonginya di American Nurses Assosiation (ANA) Certification.Dia kembali ke CWRU untuk mengejar gelar doctor di bidang keperawatan secara paruh waktu sambil terus mengajar. Selama 10 tahum ke depan, dia menggunakan program kerja dalam program doctor untuk mengembangkan dan mengutarakan teorinya. Kolcaba mempublikasikasikan  konsep analisis kenyamanan dengan suaminya yang ahli filsafat (Kolcaba,1991 dalam Alligood 2014), dalam diagram aspek pada kenyamanan, kenyamanan dioperasionalkan sebagai hasil dari perawatan (Kolcaba,1992 dalam Alligood 2014). Setelah itu kontekstual kenyamanan dipublikasikan dalam Middle-range Theory  oleh Kolcaba pada tahun 1994, dan menguji teori dalam studi intervensi bersama Fox pada tahun 1999.

Saat ini, Dr Kolcaba adalah professor emeritus asosiasi keperawatan di University of Akron College of Nursing, dimana dia mengajar teori kepada siswa DNP di perguruan tinggi Ursuline di ketinggian Mayfielg, Ohio.Tujuan dia termasuk intervensi dalam perubahan dan dokumentasi kenyamanan untuk praktik keperawatan berdasarkan evidence base.

Konsep Utama Teori Katharine Kolcaba
Kolcaba memulai teoritis praktik keperawatannya diawal studi doctor al.Ketika Kolcaba menyajikan kerangkanya untuk perawatan demensia muncul pertanyaan, apakah Kolcaba sebelumnya telah melakukan analisis konsep kenyamanan. Kolcaba menjawab bahwa dia tidak melakukannya tapi itu akan menjadi langkah berikutnya. Pertanyaan ini memulai investigasi panjangnya ke dalam konsep kenyamanan.

Langkah pertama, analisis konsep yang dijanjikan, dimulai dengan tinjauan ekstensif dari literatur tentanf kenyamanan dari disiplin ilmu keperawatan, kedokteran, psikologi, psikiatri, ergonomic dan inggris (khusus penggunaan Shakespeare tentang kenyamanan dan kamus Oxford English [OED]). Dari OED, Kolcaba belajar bahwa defenisi asli dari kenyamanan adalah “untuk mempererat”. Defenisi ini memberikan alasan yang bagus bagi perawat untuk memberikan kenyamanan kepada pasien sehingga pasien akan lebih baik dan perawat akan merasa lebih puas. Catatan sejarah tentang kenyamanan dala keperawatan sangatlah banyak. Kolcaba mengembangkan teori kenyamanan diinspirasi dari pernyataan  Nightingale yang  menyatakan apa yang kita lihat itu harus kita lihat atau diamati akan hilang, tetapi apa yang dilihat itu harus dapat menyelamatkan kehidupan dan meningkatkan kesehatan serta kenyamanan hidup (Alligood,2014).

Dari tahun 1900-1929, kenyamanan adalah tujuan utama keperawatan dan medis karena melalui kenyamanan, pemulihan dapat dicapai (Mcllveen & Morse, 1995 dalam Alligood 2014).Perawat berkewajiban untuk memberikan kenyamanan pasien.Ankens (1908) mengusulkan bahwa cukup kecil atau tidak ada untuk mangabaikan tentang kenyamanan pasien.Kenyamanan pasien adalah pertimbangan pertama dan terakhir perawat.

Seorang perawat yang dapat membuat pasien nyaman, dan menyediakan kenyamanan adalah faktor penentu utama kemampuan dan karakter perawat (Aiken,1908). Harmer (1926) menyatakan bahwa asuhan keperawatan memberikan suasana kenyamanan dan perawatan pribadi pasien termasuk kebahagiaan, kenyamanan dan kemudahan, fisik dan mental, disamping istirahat dan tidur, gizi, kebersihan dan eliminasi. Goodnow (1935) mengabadikan sebuah bab dalam bukunya teknik keperawatan, kenyamanan pasien. Goodnow menulis “seorang perawat adalah seorang hakim  yang selalu dengan kemampuannya dapat membuat pasiennya merasa nyaman.

Kenyamanan itu baik fisik dan mental dan tanggung jawab seorang perawat tidaklah berakhir pada perawatan fisik”.Dalam buku teks tahun 1904, 1914, dan 1919, kenyamanan emosional disebut juga kenyamanan mental dan kebanyakkan dicapai dengan menyediakan kenyamanan fisik dan modifikasi lingkungan pasien (Mcllveen & Morse, 1995). Dalam contoh ini, kenyamanan adalah positif dan dicapai dengan bantuan dari  perawat dan dalam beberapa kasus, menunjukkan peningkatan dari keadaan atau kondisi sebelumnya, intuisi, kenyamanan dikaitkan dengan memelihara aktivitas.

Dari asal kata, Kolcaba mengutarakan fitur penguatannya, dari ergonomic, hubungan langsung terhadap prestasi kerja.Namun sering maknanya implicit, tersembunyi dalam konteks dan ambigu. Konsep bervariasi yaitu sebagai kata kerja, kata benda, kata sifat, kata keterangan, proses dan  hasil.
Kolcaba menggunakan tiga teori keperawatan untuk mensintesis atau mendapatkan jenis kenyamanan dalam analisis konsep (Kolcaba 1991 dalam Alligood 2014) yaitu:

Relief (bantuan/dorongan) adalah sintesis dari karyanya Orlando (1961) , yang mengemukakan bahwa perawat lega akan kebutuhan yang di ungkapkan oleh pasien.

Ease (kemudahan) adalah  sintesis dari karya Henderson (1966), yang menggambarkan 14 fungsi dasar manusia yang harus di jaga selama perawatan.

Transcendence (kelebihan) dalah berasal dari Peterson (1966), yang mengusulkan bahwa bertambahnya kesulitan pasien butuh bantuan perawat.

Empat konteks kenyamanan, dialami oleh mereka yang menerima perawatan, berasal dari literatur keperawatan (Kolcaba, 2003).Konteksnya adalah fisik, psychospiritual, social budaya dan lingkungan.Keempat konteks yang dibandingkan dengan tiga jenis kenyamanan, menciptakan struktur taksonomi (matrix) yang mempertimbangkan kompleksitas kenyamanan sebagai hasil.

Keterangan   bagan
Jenis kenyamanan:
Relief (bantuan): keadaan pasien yang memiliki kebutuhan khusus
Ease (kemudahan): keadaan tenang atau kepuasaan
Transcendence (kelebihan) : keadaan  dimana permasalahan seseorang bertambah sakit

Konteks dimana kenyamanan terjadi
Fisik : berkaitan dengan sensasi tubuh
Psikospiritual: berkaitan dengan kesadara internal diri, termasuk harga diri, konsep seksualitas dan makna dalam kehidupan seseorang; hubungan seseorang dengan tatanan yang lebih tinggi .
Lingkungan: berkaitan dengan lingkungan eksternal, kondisi dan pengaruh.
Sosial: berkaitan dengan interpersonal, keluarga dan hubungan social.
Stuktur taksonomi menyediakan  peta domain pada konten kenyamanan. Ini mengantisipasi bahwa peneliti akan merancang instrumen dimasa depan seperti kuesioner yang dikembangkan dari taksonomi untuk akhir dari kehidupan instrument (Kolcaba, Dowd, Steiner, & Mitzel, 2004). Kolcaba   memasukkan langkah-langkah di websitenya  untuk adaptasi dari kuesioner kenyamanan oleh peneliti dimasa depan.

Di dalam teori Kolcaba, mereka menerima tindakan kenyamanan dapat disebut sebagai penerima (recipients), pasien, mahasiswa, tahanan, pekerja, orang dewasa yang lebih tua, komunitas dan instiusi.Beberapa konsep utama dalam teori Kolcaba
Pentingnya perawatan kesehatan

Kebutuhan perawatan kesehatan merupakan kebutuhan kenyamanan yang timbul dari situasi stress pada kesehatan yang tidak bisa dipenuhi oleh sistem pendukung tradisional penerima. Kebutuhanini  mungkin fisik, psikospiritual, social budaya atau lingkungan. Mereka menjadi jelas melalui pemantauan, laporan verbal atau nonverbal, parameter patofiologi, pendidikan dan dukungan dan konseling keuangan dan intervensi (Kolcaba, 2003).




Intervensi kenyamanan
Intervensi kenyamanan adalah tindakan keperawatan dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik pada penerima, termasuk fisiologis, social, budaya, keuangan, psikologis, agama, limgkungan dan intervensi fisik (Kolcaba, 2001).
Pelatihan atau coaching untuk meredakan kecemasan, memberikan jaminan dan informasi, menanamkan harapan, mendengarkan, dan membantu merencanakan pemulihan.

Comfort for the soul (tindakan untuk menenangkan bagi jiwa), hal-hal yang menyenangkan yang dilakukan perawat untuk membuat anak atau keluarga merasa diperhatikan.
Intervensi variabel

Intervensi variabel adalah interaksi yang mana dapat mempengaruhi persepsi penerima untuk kenyamanan. Merkaa terdiri dari pengalaman masa lalu, usia, sikap, kadaan emosional, sistem pendukung, prognosis, keuangan, pendidikan, latar belakang budaya dan totalitas unsure dalam pengalaman penerima (Kolcaba, 1994). Variabel intervensi berdampak pada perencenaan dan keberhasilan intervensi perawatan pasien.

Kenyamanan
Kenyamanan adalah keadaan  yang dialami oleh penerima intervensi kenyamanan. Hal itu adalah langsung, pengalaman holistic diperkuat ketika kebutuhan seseorang ditujukan untuk tiga  jenis kenyamanan (lega, kemudahan, dan transendensi) dalam empat konteks (fisik, psikospiritual, social budaya, lingkungan) ( Kolcaba, 1994).

Perilaku mencari-kesehatan
Prilaku mencari-kesehatan menyusun kategori yang luas dari hasil yang terkait untuk mencapai kesehatan seperti yang didefenisikan oleh penerima yang berkonsultasi dengan perawat. Kategori ini disintesis oleh Schlotfeldt (1975) dan di usulkan  menjadi internal, eksternal atau kematian yang damai.

Integritas kelembagaan
Perusahaan, masyarakat, sekolah, rumah sakit, regional, negara dan kota yang memiliki kualitas yang lengkap, utuh, suara, jujur, menarik, etika dan tulus memiliki integritas kelembagaan .ketika institusi menampilkan jenis integritas, menghasilkan bukti praktik terbaik dan kebijakan terbaik (Kolcaba, 2001).

Praktik terbaik
Penggunaan intervensi kesehatan berdasarkan bukti-bukti untuk menghasilkan kemungkinan hasil yang terbaik pada pasien dan keluarga (kelembagaan) dikenal sebagai praktik terbaik.

Kebijakan terbaik
Institusi tau kebijakan daerah mulai dari protocol untuk prosedur  dan kondisi medis untuk mengakses dan pemberian perawatan kesehatan yang dikenal sebagai kebijakan terbaik.Berdasarkan konsep utama, dapat dikembangkan kerangka konseptual dari teori kenyamanan sebagai berikut:




+







Kerangka konseptual diatas, menurut Kolcaba (2001) dapat dijelaskan sebagai berikut:
Perawat  mengidentifikasi kebutuhan kenyamanan pasien dan anngota keluarga
Perawatan menyusun intervensi untuk memenuhi  kebutuhan
Variabel intervensi (intervening variable) perlu dipertimbangkan ketika  menyusun intervensi
Ketika intervensi dimunculkan dalam cara merawat dan  efektif, dan ketika peningkatan kenyamanan telah dicapai, intervensi itu di sebut lat ukur/pengukuran kenyamanan (comfort measure).
Pasien dan perawat menyetujui perilaku mempertahankan kesehatan yang dapat dipertimbangkan dan realistis.
Jika peningkatan kenyamanan tercapai, pasien dan anggota kelurga lebih menyukai perilaku mempertahankan  kesehatan untuk peningkatan kenyamanan yang lebih jauh.
Ketika pasien dan  anggota keluarga diberika perawatan kenyamanan dan menggunakan perilaku mempertahankan kesehatan, mereka akan lebih puas dengan pelayanan  kesehatan dan mempunyai hasil kesehatan yang lebih baik.
Ketika pasien, keluarga dan perawat puas dengan pelayanan kesehatan dalam sebuah institusi, public mengakui konstribusi  institusi terhadap pelayanan kesehatan yang akan membantu mempertahanka kelangsungan dan perkembangan institusi








Paradigma Keperawatan Katharine Kolcaba

Keperawatan
Keperawatan adalah kegiatan yag dimaksudkan untuk mengkaji kebutuhan rasa nyaman, merencanakan intervensi untuk memenuhi rasa nyaman, dan mengkaji ulang tingkat kenyamanan setelah dengan sebelumnya.

Pasien
Pasien adalah penerima perawatan bisa individu, keluarga, institusi, komunitas yang membutuhkan pelayanan keperawatan.Perawat mungkin juga bisa sebagai resipien yang membutuhkan rasa nyaman, yaitu terkait peningkatan kenyamanan kerja ketika ada inisiatif untuk memperbaiki kondisi kerja

Lingkungan
Lingkungan adalah berbagai aspek dari pasien, keluarga atau aturan institusi yang bisa dimanipulasi oleh perawat, institusi untuk meningkatkan kenyamanan.

Kesehatan
Kesehatan adalah fungsi optimal dari pasien, keluarga, penyedia layanan kesehatan atau komunitas yang diartikan oleh pasien atau kelompok.






Asumsi Teori Comfort Kolcaba

Clarity (kejelasan)
Teori ini memandang pasien sebagai makhluk holistic yang memiliki respon kompleks terhadap stimulus untuk meningkatkan kenyamanan dalam konteks pengalaman fisik, psikospititual, social cultural dan lingkungan.Kolcaba menjelaskan semua konsep teorinya secara teoritis, operasional dan jelas sehingga mudah untuk dipahami.

Simplicity (kesederhanaan)
Teori ini sederhana karena rasa nyaman merupakan kebutuhan dasar manusia dan variabel-variabel rasa nyaman ini dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan pemberian intervensi keperawatan.Dimana dasar utama dalam teori ini adalah pemberian asuhan keperawatan difokuskan pada kebutuhan holistic pasien. Teori ini menggunakan teknologi yang rendah, namun pada perkembangannya dapat juga diaplikasikan menggunakan teknologi tinggi.

Generality (keumuman)
Teori ini mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman pasien menurut tingkat relief, ease, dan transcendence yang terintegrasi ke dalam empat konteks pengalaman holistic yang terdiri dari fisik, psikospiritual, sosiokultural dan lingkungan.
Teori comfort mudah dipahami dan dapat diaplikasikan pada semua kelompok usia dan diterapkan diberbagai jenis praktik keperawatan. Teori comfort dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk meningkatkan kenyamanan perawat di dalam lingkungan praktik.
Pada institusi perawatan yag fasilitasnya tidak lengkap dan rasio jumlah perawat yang rendah dari jumlah pasien menyebabkan penerapan teori kenyamanan tidak dapat dilaksanakan secara optimal.

Accessbility  (Aksesbilitas)

Kolcaba telah melakukan banyak penelitian diberbagai kalangan umur dan berbagai jenis praktik keperawatan dan telah  mengembangkan berbagai tools tentang comfort seperti general comfort  questionnare, Visual Analog Scale, radiation therapy comfort questionare, hospice comfort questionare dan comfort behaviors checklist yang dapat dikembangkan  melalui penelitian lanjutan.Kuesioner yang dimunculkan Kolcaba telah tersedia dalam berbagai bahasa seperti bahasa Spanyol, Portugis, Italia, Turki dan Persia sehingga mudah diakses.Kuesioner dapat dengan mudah digunakan perawat untuk melakukan pengkajian serta intervensi terkait kenyamanan.Teori kenyamanan juga dapat diterapkan pada kasus onkologi, pasien yang mendapat terapi radiasi, pasien dengan penyakit terminal.


Derivable Consequence
Teori comfort dapat digunakan sebagai kerangka untuk penilaian pasien, baik menggunakan Verbal Rating Scales (dalam klinis) dan comfort questionnaires (dalam penelitian).










BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Salah satu tokoh keperawatan yang mengembangkan konsep teori pada tingkat middle range teori adalah Katherine Kolcaba dengan teori kenyamanan. Kolcaba menganggap penerapan teori kenyamanan bersifat universal dan bisa diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan klien secara holistik (biologis, psikologis, social, spiritual).
Kolcaba menggunakan tiga teori keperawatan untuk mensintesis atau mendapatkan jenis kenyamanan dalam analisis konsep (Kolcaba 1991 dalam Alligood 2014) yaitu

Jenis kenyamanan:
Relief (bantuan): keadaan pasien yang memiliki kebutuhan khusus
Ease (kemudahan): keadaan tenang atau kepuasaan
Transcendence (kelebihan) : keadaan  dimana permasalahan seseorang bertambah sakit
Konteks dimana kenyamanan terjadi
Fisik : berkaitan dengan sensasi tubuh
Psikospiritual: berkaitan dengan kesadara internal diri, termasuk harga diri, konsep seksualitas dan makna dalam kehidupan seseorang; hubungan seseorang dengan tatanan yang lebih tinggi .
Lingkungan: berkaitan dengan lingkungan eksternal, kondisi dan pengaruh.
Sosial: berkaitan dengan interpersonal, keluarga dan hubungan social.




Saran

Diperlukannya pengembangan penelitian keperawatan sesuai model konseptual atau teori guna meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan.Dalam menganalisis kasus keperawatan perlunya penggunaan pendekatan teori keperawatan yang sesaui dengan mempertimbangkan kondisi klien.
























DAFTAR PUSTAKA

Kasron, dkk. (2016). Teori Keperawatan dan Tokohnya. Jakarta: Cv. Trans info media

Tomey and Alligood (2010). Nursing Theorist and Their Work. St, Louis: Mosby Elsevier.

Kolcaba, K. (2005 ). Comfort theory and Its Application  to Pediatric Nursing http://ejournal
ac.id/pdf/artikel/Majalah_Ilmiah%20UPN/bw-vol23-no4-jun2012/191-197.pdf

Kolcaba, K. (2010). Comfort Theory and Practice. New York, NY: Springer Publishers. http://thecomfortline.com/files/pdf/2014.














PERTANYAAN DAN JAWABAN
1.Sebutkan 14 fungsi dasar manusia yang harus dijaga selama perawatan,yang telah di sintesis oleh kolcaba?(kelompok 2)
1.bernafas dengan normal
2.makan dan minum yang cukup
3.membuang  kotoran tubuh
4.bergerak dan menjaga posisi yang di inginkan
5.tidur dan istirahat
6.memilih pakaian yang sesuai
7.menjaga suhu tubuh dalam batas dengan normal menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan
8.menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi  integumen
9.menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai
10.berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi,kebutuhan rasa takut
11.beribadah sesuai dengan keyakinan
12.bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi
13.bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi
14.belajar mengetahui atau memusatkan rasa penasaran yang menentukan pada perkembangan normal
2.Mengapa variabel intervensi perlu di pertimbangkan ketika menyusun intervensi?(kelompok 7)
Karena variabel intervensi dapat mempegaruhi persepsi penerima untuk kenyamanan.misalnya pengalaman masa lalu ,usia,sikap,
keadaan emosional,sistem pendukung,prongnosis,keuangan ,pendidikan .latar belakang budaya dan totalitas.intervensi variabel dapat berdampak pada perencanaan  dan keberhasilan intervensi perawatan pasien.

3.mengapa rasa nyaman menjadi tolak ukur untuk keberhasilan intervensi?(kelompok 5)
Karena rasa nyaman merupakan kebutuhan dasar manusia dan variabel-variabelnya dapat di jadikan sebagai tolak ukur pemberian intervensi keberhasilan keperawatan.dimana dasar utama dalam teori ini adalah pemberian asuhan keperawatan di fokuskan pada kebutuhan holistic pasien.
4.apa saja bentuk-bentuk dari pelatihan dalam  teori kenyamanan?
Memberikan jaminan dan informasi
Menanamkan harapan
Dan membantu merencanakan pemulihan.
Membanu untuk meredahkan kecemasan

FALSAFAH TEORI KEPERAWATAN MYRA E LEVINE

MAKALAH
FALSAFAH TEORI KEPERAWATAN

MYRA E LEVINE



Disusun oleh:

SHERIN AMELYANI

C1814201147



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STELLA MARIS MAKASSAR
2018/2019






KATA PENGANTAR
         Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan segala berkat-Nyalah akhirnya kami bisa menyusun tugas Falsafah dari Teori yang dikemukakan oleh Myra E Levine tepat pada waktunya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yunita Carolina selaku dosen kami yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami mendapatkan banyak tambahan pengetahuan tentang Teori yang dikemukakan oleh Myra E Levine.
      Kami selaku penyusun berharap semoga tugas yang telah kami susun ini bisa memberikan banyak manfaat serta menambah pengetahuan terutama dalam Teori Keperawatan.
     Kami menyadari bahwa tugas ini masih memiliki banyak kekurangan yang membutuhkan perbaikan, sehingga kami sangat mengharapkan masukan serta kritikan dari para pembaca.





Makassar, 25 Agustus 2018




Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………
Latar Belakang ………………………………………………………………
Rumusan Masalah ………………………………………............................
Tujuan…………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Myra E Levine
2.2 Teori Konsep Keperawatan Menurut  Myra Levine……………................
2.3 Teori Model Konsep Keperawatan Myra Levine……………….................
2.4 ImplikasiTeori Myra LEVINE……………………………………………...…
2.5 Kelemahan dan Kelebihan Teori…………………………………….......…

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………..
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………
3.2 Saran…………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................






BAB I
PENDAHULUAN

       1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan aktivitas berpikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorginisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Salah satunya adalah Myra Estrin Levine. Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan 1973, menggambarkan klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya.

      1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana tentang  Myra E Levine
Bagaimanakah teori konsep keperawatan menurut Myra E Levine?
 Bagaimanakah teori model konsep keperawatan menurut Myra E Levine?
Bagaimanakah implikasi dari teori Myra E Levine?
Apa saja kelemahan dan kelebihan dari teori Myra E Levine?


1.3Tujuan

Untuk mengetahui tentang  Myra E Levine

Untuk mengetahui teori konsep keperawatan yang dikemukakan Myra E Levine
Untuk mengetahui model dari teori keperawatan menurut Myra E Levine
Untuk mengetahui implikasi dari teori Myra E Levine
Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan apa saja dari teori Myra E Levine





BAB  II
PEMBAHASAN

2.1 Myra E Levine
Myra E Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Lilinois. Dia adalah anak tertua dari tiga anak. Dia memiliki satu saudara perempuan dan satu saudara laki-laki. Levine mengembangkan minat dalam keperawatan karena ayahnya( yang memiliki masalah pencernaan) adalah karena sakit dan perawatan yang diperlukan pada banyak kesempatan. Levine lulus dari sekolah Cook County Of Nurshing pada  tahun 1944 dan memperoleh gelar BS dan memperoleh gelar dalam keperawatan dari University Of Chicago pada tahun 1949.


Teori Keperawatan Menurut Myra Levine
Teori keperawatan menurut Myra Levine difokuskan dalam  mempromosikan adaptasi dan mempertahankan keutuhan menggunakan prinsip-prinsip konservasi.
Model memadu perawat untuk fokus pada tujuan dari model melalui konservasi energi, struktur, dan integritas personal dan sosial (Levine, 1967). Meskipun konservasi adalah pandangan dasar guna mencapaii hasil yang diharapkan. Levine juga membahas dua konsep penting lainnya, penting untuk penggunaan modelnya yaitu adaptasi dan keutuhan, adaptasi adalah proses perubahan dan konserasi adalah hasil adaptasi. Hankan integritas dalam realitas llingkungan (Levine, 1966: 1989). Adaptasi dicapai melalui terkendalinya sumber daya lingkungan oleh individu dalam hubungannnya dengan sesama (Levine, 1991).

Interaksi terus menerus terjadi antara organisme individu dengan lingkungannya dalam kondisi kesehatan (Levine, 1973). Keutuhan ada jika interaksi atau adaptasi lingkungan ada dalam semua dimensi kehidupan. Dinamika ini terus menerus berlanjut melalui interaksi terbuka antara lingkungan internal (fisiologis/ normal dan patofisiologis/ tidak normal) dan eksternal (persepsi, oprasional dan konseptual). Konsep memmberikan dasar untuk berpikir holistik, pandangan individu secara keseluruhan.

Konservasi adalah produk adaptasi, conservation dalam bahasa latinnya yang berarti untuk menjadga bersama-sama (Levine, 1973).  Konservasi menggambarkan cara sistem yang kompleks dapat terus berfungsi bahkan pada sat yang sangat menantang (Levine, 1990: 192). Melalui konservasi individu dapat menghadapi hambatan, beradaptasi sesuai dengan lingkunagnngannya , dan mempertahankan keunikan mereka. Tujuan dari konservasi adalah kesehatan dan kekuatan untuk mengahadapi masalah kesehatan. Aturan konservasi adalah dalam situasi di mana semua keperawatan selalu dibutuhkan (Levine, 1973). Fokus utama dari konservasi adalah menjaga bersama-sama keutuhan individu.


Meskipun intervensi keperawatan dapat menangani satu prinsip konservasi, perawat juga hasrus mengakui pengaruh prinsip-prinsip konservasi lainnya (Levine, 1990). Selama bertahun-tahun, Myra Levine telah mengembangkan berbagai teori yang memberikan penjelasan yang berbeda dari displin keperawatan dengan disiplin ilmu lainnya. Seperti model konservasinya, semua teori keperawatan terbagi empat konsep pusat atau utama yaitu orang, lingkungan, keperawatan dan kesehatan/ penyakit.

Selain ini model Levine juga dibahas bahwa orang dan lingkungan bergabung atau menjadi kongruen dari waktu ke waktu, secara jelas akan dibahas di bawah.

Orang
Orang adalah makhluk yang holistik ( biologis, psikologis, sosial dan spritual) yang terus-menerus berusaha untuk menjaga keutuhan dan integritas. Keutuhan (integritas) dari tuntutan individu yang hidup, berpikir, berorientasi pada masa yang depan dan masa lalu. Orang juga digambarkan sebagai individu yang unik dalam persatuan dan kesatuan, merasa percaya, berpikir dan satuan dari seluruh sistem.

Lingkungan
Individu memiliki dua lingkungan yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
             
1). Lingkungan internal
Lingkungan internal menggabungkan aspek fisiologis dan  patofisiologis dari individu dan terus ditantang oleh lingkungan eksternal . lingkungan internal juga adalah integrasi fungsi tubuh dan tunduk pada tantang lingkkungan eksternal yang merupakan suatu bentuk homeostasis.

2). Lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal dibagi menjadi lingkungan persepsi, oprasional dan konseptual, yaitu:
Lingkungan persepsi, adalah bagian dari lingkungan eksternal yang individunya menanggapi dengan organ-organ, indera, contohnya cahaya, suara, sentuhan suhu, perubahann iklim yang terasa dan posisi keseimbangan.

Llingkungan oprasional, adalah lingkungan yang berinteraksi dengan jaringan hidup meskipun individu tidak memiliki organ sensorik yang dapat mmerekam adanya faktor-faktor dan mencakup semua bentuk radiasi, mikroorganise dan polutan. Dengan kata lain, elemen-elemen ini secara fisik dapat mempengaruhi individu tetapi tidak dirasakan oleh kedua, contohnya: gotong royong.

Lingkungan konseptual, adalah lingkungan yang terdiri dari bahasa, ide, simbol dan konsep-konsep, kemampuan untuk berpikir, pengalaman emosi, sistem nilai, keyakinan agama, tradisi etnis dan budaya dan individu psikologis pola yang berdasarkan pengalam hidup.

Kesehatan dan penyakit
Kesehatan dan penyakit adalah pola perubahan kesehatan tersirat berarti persatuan dan kesatuan adalah adaptasi keutuhan dan sukses. Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan kesehatan, Levine (1991)  menjelaskan apa yang dimaksud dengan kesehatan sebagai jalan dari kembali ke kegiatan sehari-hari yang terganggu oleh kesehatan yang buruk. Hal ini tidak hanya cedera yang diperbaiki orang itu sendiri , ini kembali ke diri di mana perambahan kecacatan dapat disishkan seluruhnya dan individu bebas untuk mengejar sekali lagi kepentingannya sendiri tanpa kendala. Di sisi lain penyakit tidak dapat diatur dan tidak disiplin/ berubah dan harus dihentikan.

Keperawatan
Keperawatan terlibat dalam interaksi manusia (Levine 1973). Perawat masuk ke dalam kemitraan pengalaman manusia di mana berbagi momen dalam beberapa waktu dan meniggalkan bekas selamanya pada setiap pasien (Levine 1977). Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan adaptasi dan mempertahankan keutuahan, untuk mempromosikan keutuahan, menyadari bahwa setiap individu membutuhkan hal yang unik dan terpisah dari kegiatan. Integritas individu adalah ttanggung jawab perawat untuk membantu pasien mempertahankan dan mencari realisasinya. Tujuan keperawatan dicapai melalui penggunaan prinsip-prinsip konservasi ebergi, struktur, integritas personal dan sosial.






Teori Model Keperawatan Menurut Myra Levine
Konsep sentral teori Levine adalah konservasi (Levine, 1989). Ketika seseorang dalam keadaan konservasi itu berarti bahwa respon adaptif individu sesuai perubahan secara produktif dan dengan sedikit pengeluaran usaha sambil menjaga fungsi optimal dan identitas.

Konservasi dicapai melalui aktivitas sukses jalur adaptif dan perilaku yang sesuai untuk berbagai respon yang dibutuhkan oleh manusia.

Myra Levine menggambarkan empat prinsip konservasi, prinsip itu berfokus pada pelestarian kebutuhan individu, Levine menganjurkan bahwa keperawatan adalah interaksi manusia dan prinsip-prinsip konservasi itu berkaitan dengan kesatuan dan keutuhan pribadi yang meliputi energi, intgritas, strukturm integritaas pribadi, integritas sosial.

Konservasi energi
Mengacu pada masukan menyeimbangkan energi dan output untuk menghindari kelelahan yg berlebihan ini mencakup istrahat yg cukup, nutrisi dan olahraga.

Konservasi integritas struktural
Mengacu untuk memelihara atau memuluhkan struktur tubuh, mencegah kerusakan fisik dan mempromosikan penyembuhan . misalnya membantu pasien dalam latihan berjalan , pemeliharaan kebersihan pribadi pasien.

Konservasi integritas pribadi
Mengakui individu sebagai salah satu yang berusaha untuk penentuan, pengakuan, penghormatan, kesadaran diri, kepribadian dan self. Misalnya melindungi ruangan pasien dan memberi kenyamanan pada pasien.

Konservasi integritas sosial
Seorang individu diakui sebagai bebrapa orang yang tinggal bersama dalam sebuah keluaarga, komunitas, kelompok agama, kelompok etnis, sistem politik, dan bangsa. Misalnya membantu individu untuk mempertahankan tempatnya dalam keluarga, komunitas dan masyarakat.



Implikasi Teori Myra Levine

Praktik keperawatan diarahkan pada peningkatan wholness untuk semua individu baik yang sehat maupun yang sakit. Pasien atau klien merupakan partner dalam asuhan keperawatan.
 Metodelogi praktik menurut Levine adalah proses keperawatan yang diarahkan meunujukonservatif yang terdiri dari 3 langkah (Levinr dalam Schaefer, 2006)

Trophicognosis
Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai suatu alternatif diagnosa keperawatan. Trophicognosis merupakan formula dalam asuhan keperawatan yang dicapai melalui metode ilmu pengetahuan. Perawat mengobservasi dan mengumpulkan data yang akan mempengaruhi praktik ke[erawatan. Perawat mengkaji konservasi energi pasien dengan menentukan kemampuan pasien untuk menunjukan kebutuhan aktivitas tanpa menghasilkan kelemahan yang berlebihan. Perawat serta pengalaman hidup dari pasien mengkaji konservasi integritas struktural dengan menentukan fungsi fisiknya. Perawat mengkaji konservasi integritas pasien dengan berbicara pada keluarga pasien, teman dan lingkungan konseptual.

 Intervensi atau tindakan
Perawat mengimplementasikan rencana askep disesuaikan dengan struktur kekebijakan yang adminirtrative, ketersediaan alat dan pengembangan standar keperawatan. Tipe intervensi keperawatan meliputi: terapeutik, supportif, intervensi dibangun dari 4 prinsip konservasi yang terdiri  kond\servasi energi, konservasi integritas struktural, konservasi integritas persoanal dan konservasi integritas sosial.

Evaluasi
Perawat mengevaluasi pengaruh dari tindakan yang sudah dilakukan serta merevisi tropik jika dibutuhkan indikator keberhasilan intervensi ditentukan dengan respon pasien.

2.5 Kelemahan dan Kelebihan Teori

               2.5.1 Kelemahan teori Myra Levine
Mesklipun kelengkapan teori dan aplikasi Levine luas, model ini bukan tanpa batasan. Sebagai contoh model konservasi Levine berfokus pada penyakit yang bertentangan kesehatan dengan kesehatan demikian juga intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi penyajian individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine adalah berfokus pada saat ini dan jangka pendek dan tidak mendukung prinsip-prinsip promosi dan pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari praktik keperawatan saat ini.

Dengan demikian,keterbatasan utama adalah fokus individu dalam keadaan sakit pada ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk menentukan kemampuan pasien untuk beratisipasi dalam keperawatan,dan jika persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan pasien berpatisipasi dalam keperawatan tidak cocok, ketidakcocokan ini akan menjadi daerah konflik.

Selain itu,ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip model konservasi diterapkan.pada konservasi energi,tujuan levine adalah untuk menghindari penggunaan energi yang berlebihan atau kelelahan.hal ini diatur dalam perawatan sakit di samping tempat tidurklien.dalam kasus dimana kebutuhan energi digunakan tanpa terkontrol pada pasien mania, ADHD (Attention-Defict Hyperactivity Disorder),anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh,teori Levine itu tidak berlaku.

Pada konservasi integritas struktural,fokusnya adalah untuk melestarikan struktur anatomi.ini sekali lagi memiliki keterbatasan.dalam kasus-kasus dimana struktur anatomis tidak begitu sempurna tapi tanpa diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik,prosedur seperti perangkat tambahan payudara dan liposuctions,integritas struktural seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari kecantikan fisik dan kepuasan psikologis yang dibawa kepertimbangan.jika tidak demikian,prosedur tidak boleh dipromosikan.
Pada konservasi integritas personal,perawat diharapkan memberikan pengetahuan dan kebutuhan pasien harus dihormati,dilengkapi dengan privasi,didorong dan psikologis  terganggu,lumpuh,tidak bisa memahami dan   menyerap pengetahuan,pasien koma atau klien bunuh diri.

Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari interaksi manusia,terutama dengan klien,orang lain yang signifikan yang terdiri atas sistem dukungannya.keterbatasan khusus untuk ini adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang signifikan seperti ditinggalkan anak-anak,pasien psikiatris yang tidak mampu berinteraksi,klien tidak responsif seperti orang tidak sadar,fokus disini adalah tidak lagi pasien sendiri tetapi orang-orang yang terlibat dalam perawatan sakit di samping tempat tidur  klien.dalam kasus dimana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien mania,ADHD(Attention –Defict Hyperactivity Disorder) pada anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti pasien lumpuh ,teori Lavine itu tak dapat berlaku.

    2.5.2 Kelebihan dari teori Myra Lavine
pada toeri akan terlihat lebih menguntungkan saat dimana keadaan klien mempunyai partner pengawas non perawat yang turut membantu dalam penjadwalan keperawatan.dan perawat yang dapat mengerti keadaan dan integritas klien secara penuh.dengan didukung dari klien yang mampu beradaptasi dan melakukan pesprsepsi dengan normal.





BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus mengembangkan interaksi antara perawat dan klien untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan sehingga dapat membantu memenuhi tekanan atau memenuhi kebutuhan yang dihasilkan dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan untuk melakukan konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki klien secara optimal

3.2 Saran

Diharapkan kita sebagai perawat mampu menerapkan model konsep keperawatan dan marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita saying. Agar pasien merasa nyaman pada saat kita merawatnya. Jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam merawat pasien. Menjadi perawat bukanlah pekerjan yang mudah, tetapi kalau kita tidak mencoba kita tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih dan rajin.










DAFTAR PUSTAKA

Siokal, Brajakson dan Patmawati, Sudarman (2017) Falsafah dan Teori dalam Keperawatan. Jakarta: CV. Tranns Info Media.
Potter, Patricia A. Dan Anna G. Perry.2005.Fundamental Keperawatan. Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran